Kamis, 09 Juni 2011

insyaalah terbit di harian pagi Vokal (10/6)

Impor daging Asal Australia tidak bernampak di Pekanbaru 

*Stok sampai akhir tahun tetap ada
PEKANBARU (VOKAL)- Dampak dari penghentian impor daging sapi dari Australia terhadap harga dan ketersediaan daging di Pekanbaru ternyata tidak begitu dirasakan oleh masyarakat. Kamis (9/6)
Di berbagai pasar tradisional, seperti pasar Pusat dan pasar senapelan, ternyata daging sapi yang dijual oleh para pedagang tersebut harganya naik tidak terlalu signifikan, dari biasanya di jual kepada konsumen dengan harga Rp. 65.000,- sekarang dijual dengan harga Rp.70.000,-  “  Harga terpaksa kami naikan karena modal kami untuk berjualan juga naik, bang.” Kata Anto, salah seorang penjual daging di pasar senapelan.

Anto juga mengatakan lagi, bahwa modalnya tersebut dinaikan oleh rumah potong tempat ia dan para pedagang mengambil pasokan daging. “ Kami terpaksa menambah modal sekitar Rp. 3.000,- untuk setiap daging yang kami ambil dari rumah potong” keluhnya kepada reporter Harian pagi vokal.

“ walaupun Riau belum bisa swasembada ternak sapi, namun karena stok daging yang didatangkan dari berbagai daerah ke Riau itu cukup hingga 6 bulan mendatang,  jadi masyarakat tidak perlu khawatir ,”kata Munasril Wahid Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau kepada Harian Pagi Vokal (9/7).

Terus Munasril juga mengatakan efek penghentian impor daging sapi Australia tersebut bisa saja dijadikan alasan oleh pemilik rumah potong, sehingga sedikit menaikan harga mereka kepada para pedagang”tukasnya sambil memotong daging

Ditambahkan Munasril, bahwa Dinas Peternakan kini sedang berupaya mempersiapkan diri untuk swasembada ternak sapi pada 2014 mendatang, sehingga dapat mengurangi ketergantungan kiriman dari daerah dan dapat menekan harga daging dipasaran.  “ Swasembada ternak ini seperti yang telah dicanangkan oleh bapak presiden tahun 2009 silam” tutupnya.(ari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar